Sekilas, persiapan Salat Jumat ini
mirip dengan kebiasaan Salat Ied yang biasa kita lakukan. Ya, dalam banyak hal,
keduanya memang memiliki kesamaan, diantaranya sama-sama dilaksanakan dalam dua
rakaat. Kemudian, juga memakai khutbah.
Namun demikian, khutbah keduanya
tetaplah memiliki perbedaan. Dinukil dari buku karangan Gus Arifin berjudul
“Fiqih Puasa: Memahami Puasa, Ramadhan, Zakat Fitrah, Hari Raya, dan Halal bi
Halal” yang dilansir dari Brilio.id, Rabu (15/7), perbedaan khutbah
keduanya antara lain:
- Waktu
Khutbah Jumat disampaikan sebelum
salat dua rakaat, sedangkan khutbah salat Ied disampaikan setelah salat.
Menurut madzhab Hanafi, khutbah Ied tidak sah bila didahulukan, bahkan harus
diulangi lagi.
- Awalan
Khutbah Jumat dimulai dengan pujian
kepada Allah (hamdalah). Hal ini termasuk syarat atau rukun menurut
madzhab Syafi'i dan Hambali, sunah menurut madzhab Hanafi, dan sunah yang
dianjurkan menurut madzhab Maliki.
Adapun khutbah Idul Fitri dan Idul
Adha sunah dimulai dengan bacaan takbir.
Menurut madzhab Hanafi, Hambali,
Maliki, yang mendengarkan khutbah Ied sunah mengucapkan takbir secara
pelan-pelan ketika khatib bertakbir. Sementara menurut jumhur ulama, dalam
khutbah Jumat haram berbicara, termasuk berzikir.
Namun menurut pendapat yang sahih
dari madzhab Hanafi, tidak makhruh berzikir ketika khutbah Jumat dan Ied.
Sedangkan menurut madzhab Hambali, haram berbicara selain takbir dalam khutbah
Jumat dan Id.
- Khatib
Menurut madzhab Hanafi, khatib salat
Ied jangan duduk di mimbar, kecuali pada khutbah Jumat.
- Berhadas
Menurut madzhab Maliki, apabila
khatib Ied berhadas di tengah-tengah khutbahnya, ia boleh melangsungkan
khutbahnya dan tidak perlu mencari pengganti. Hal yang sebaliknya terjadi pada
khutbah Jumat.
- Sunah
Contoh Khutbah Idul Adha dan Khutbah Jumat
Haji,Qurban dan Pandemi Covid-19
Nilai-nilai pendidikan dalam peristiwa Qurban
Khutbah Jumat : Bersyukur dengan berqurban
Khutbah Jumat : Adab adab terhadap Masjid
Khutbah Jumat : Menjadi juara di sisi Allah