Banner 468 x 60px

 

Jumat, 09 Agustus 2019

Bisnisnya Para Sahabat Nabi

0 komentar

BISNISNYA PARA SAHABAT NABI



Setelah Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan Allah SWT hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf menjadi pelopor kaum Muslimin.
  Abdurrahman bin Auf Di kota yang dulu bernama Yatsrib, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi. Hingga dipertemukanlah mereka.
Sa'ad berkata kepadanya, "Wahau saudaraku, aku adalah orang yang paling banyak harta di Madinah, maka pilihlah olehmu separuh hartaku dan ambillah . Aku juga mempunyai dua orang istri, lihatlah siapa diantara mereka berdua yang engkau sukai, maka aku akan menceraikannya (dan menikahkannya denganmu)."
Abdurrahman bin Auf berkata, Laa (Tidak), "Semoga Allah memberkatimu, dalam harta dan keluargamu,. Akan tetapi Abdurrahman bin Auf berkata kepada Saad bin Rabi, “Tunjukanlah kepadaku pasar “.
Maka Saad pun menunjukan kepada Abdurrahman bin Auf jalan menuju pasar dan segera Abdurrahman bin Auf bergegas menuju ke pasar.  disana Abdurrahman bin Auf melakukan “riset pasar”, melihat peluang apa yang bisa dikelolehnya. Di dalam pengamatannya Abdurrahman bin Auf meras harga sewa di pasar Madinah sangat mahal, dan seketika itu jugaAbdurrahman bin Auf melihat lahan di samping pasar yang tidak dikelola dan Dia segera bergegas menemui Saad bin Rabi.
Sesampainya di rumah Saad, Abdurrahman bin Auf menawarkan kerjasama dengan Saad terkait lahan tersebut, lalu Saad menyetujuinya dan segera Saad membeli lahan tersebut dan seketika itu juga tanah tersebut dibangun dan dikavling-kavling. Sehinga jadilah Kavlingan Pasar. Dan Seketika itu Abdurrahman bin Auf menjadi pebisnis kavling pasar (Property) hingga Beliau menjadi salah orang terkaya di Zamannya.
  Umar Bin Khattab
Begitu juga dengan Sahabat Umar bin Khattab ra,, Ketika Umar bin Khattab wafat, beliau meninggalkan (properti) ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang katanya kalau di konversi ke dalam rupiah saat ini, ladangnya sebesar Rp 160 juta,
Jika dikonversi berarti Khalifah Umar meninggalkan warisan sebanyak 11,2 Trilyun. Rata-rata penghasilan ladang pertanian tersebut menghasilkan sedikitnya 40 jutaan per tahun. Berarti Sahabat Umar mendapatkan penghasilan 2,8 Trilyun, atau 233 Milyar per bulan. (Sumber Era Muslim / Fikih Ekonomi Umar bin Khattab Maka dari itu, Umar bin Khattab pun memiliki bisnis property yang nilainya sangat besar. 
Ustman bin Affan
Lalu bagaimana dengan Khalifah Utsman? Ia dikenal sebagai sahabat yang paling kaya raya, bahkan kekayaannya konon melebihi saudagar Abdurrahman bin Auf. Kisahnya yang mahsyur adalah ketika beliau membeli setengah kepemilikan sumur Bi'ru, di Madinah dari seorang Yahudi yang sangat opprtunis.
 Khalifah Utsman mewakafkannya untuk umat muslim ketika itu. Dan karena pertumbuhan Muslim yang banyak, akhirnya ia membeli lagi sisa kepemilikan sumur tersebut dengan harga 38.000 dirham. Dan sampai dengan sekarang pemerintah Arab Saudi masih mendapatkan hasil wakaf dari sumur tersebut bahkan rekening atas nama Ustman bin Affan masih ada di Bank Saudi ArabiaMaka ketika memasuki masa perang, Utsman bin Affan. Beliau juga pernah menyumbangkan untuk keperluan perang sebanyak 950 ekor unta (jika seekor unta berkisar 14 juta), dan 50 ekor kuda perang Arab (sekitar 1,2 M per ekor) serta uang tunai 1.000 dinar (1 dinar senilai Rp 4,25 gram, jika 1 Gramnya sebesar Rp 500.000) 
Mereka memperoleh kemakmuran atas izin Allah SWT, padahal para sahabat tidak meminta kaya kepada Allah SWT. Akan tetapi para sahabat hanya berniat mencukupi kebutuhan keluarga dengan wajar dan bisnisnya untuk berdakwah.
Tidak ada yang menjadi kurang mampu. Bahkan Allah SWT memberi kekayaan melalui berbisnis, kecuali Sayidina Ali bin Abi thalib yang memilih menjadi pegawai pemerintahan.
  https://kumparan.com/hafizh-bakri/bisnisnya-para-sahabat-nabi-1533814983435186189
 Baca juga artikel lainnya :Dibutuhkan tenaga layanan antar ke rumah (Gas,galon,beras, kemasan) wilayah Gentan Info Diklat    Weekend yang bermanfaat   
Read more...

Kumpulan Khutbah

1 komentar

( Dokumentasi Sholat Idul Adha di Lapangan Kridha Wijaya Baki Pandean )

Di antara yang membedakan antara shalat id (Idul Fitri atau Idul Adha) dan shalat sunnah pada umumnya adalah adanya khutbah. Keberadaan khutbah yang mengiringi pelaksanaan shalat bisa dianggap penanda bahwa shalat tersebut ada pada momen yang penting, seperti khutbah jum’at yang digelar pada hari berjuluk sayyidul ayyâm (rajanya hari) dan khutbah istisqa’ kala umat Islam dilanda kekeringan.

Idul Fitri dan Idul Adha adalah waktu istimewa. Karena posisinya yang spesial ini, Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk berduyun-duyun keluar rumah untuk bersama-sama merayakan hari bahagia tersebut. Perempuan haid juga bisa turut melakukan hal yang sama, meski terpisah dari tempat shalat (lihat hadits riwayat Imam Bukhari Nomor 928). Mereka berhak mendengarkan khutbah, melantunkan takbir, doa, atau dzikir lainnya.

Dalam kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji diterangkan bahwa berbeda dari shalat jum’at, khutbah pada shalat id dilaksanakan setelah shalat dua rakaat usai, bukan sebaliknya. Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim menjelaskan bahwa Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar juga menunaikan dua shalat id sebelum khutbah.


Contoh Khutbah Jumat tema Corona :

AliFarkhan Tsani, Da’i Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor : Ikhtiar dan Tawakal hadapi Wabah Corona
Khutbah Jumat : Menangkap Makna dibalik merebaknya Virus Corona
Khutbah Jumat : Menyikapi wabah Virus Corona 
Khutbah Jumat : Corona itu ciptaan Allah, Tak perlu takut pada corona ? 

 
Contoh Khutbah Jumat, silakan di download :
Judul : Pengaruh teman dalam kehidupan
Judul : Biarlah rasa syukur merubah hidupmu
Judul : Sikap muslim menghadapi gerhana matahari
Judul : Pentingkanya iman dan amal sholeh dalam kehidupan
Judul : Bertaubat sebelum terlambat
 

KUMPULAN KHUTBAH JUMAT LAINNYA :

--->dari  Dewan Masjid Digital Indonesia (dengan berbagai Bahasa)

Contoh Khutbah Idul Adha, silakan di download :

Khutbah Idul Adha oleh H. Abdul Somad, Lc., MA.
Khutbah Idul Adha oleh DR H Haedar Nashir, MSi
Khutbah Idul Adha oleh Drs. M. Abdul Wahid M.Ag
Khutbah Idul Adha oleh Muhammad Taqiyuddin
Khutbah Idul Adha oleh Ust. Miftahul Ihsan, Lc
Khutbah Idul Adha oleh Drs. H Ahmad Yani 
Khutbah Idul Adha oleh Dr H. Atabik Luthfi, LC, MA
Khutbah Idul Adha oleh Dr H Khairan Muhammad Arif, M.Ed


Contoh Khutbah Idul Fitri, silakan di download :
Memaknai kembali Idul Fitri






Dokumentasi Sholat Idul Fitri Masjid Sholihin Ngebrak Gentan

baca juga Artike lainnya :
Panduan Amaliyah 10 hari pertama Dzulhijjah
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1440 H jatuh pada 11 Agustus 2019

Read more...

Selasa, 06 Agustus 2019

Panduan Amaliah 10 Hari Pertama Dzulhijjah

0 komentar



Tanggal 02 Agustus 2019, sesuai kalender hijriyyah sudah memasuki 01 Dzulhijjah 1440 H. Karunia Allah swt kembali hadir berupa amal keta'atan yang dinilai 'khusus' di sisiNya. Tentu, kita ingin memaksimalkan 10 hari pertama Dzulhijjah dengan beragam amal kebaikan, seperti para pendahulu kita yang sudah mencontohkan sebagai teladan.
1. 10 Hari yang Disumpah oleh Allah SWT
Allah swt bersumpah dengan salah satu waktu ciptaanNya yang disebut dengan istilah 'Malam Sepuluh'. Terdapat beragam pandangan para ulama, diantaranya 10 malam terakhir Ramadhan, dan 10 Dzulhijjah.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah lebih memilih pendapat yang menyatakan maksudnya adalah 10 Dzulhijjah. Pendapat ini adalah pendapat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, Mujahid, Qatadah, serta mayoritas salaf dan khalaf.
Mereka berhujjah dengan makna firman Allah swt: 
وَلَیَالٍ عَشۡر
"Dan demi malam yang sepuluh". (Al-Fajr: 2) 
Yang berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa maksudnya adalah 10 Dzulhijjah: 
عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: "إِنَّ الْعَشْرَ عَشْرُ الْأَضْحَى، وَالْوَتْرُ يَوْمُ عَرَفَةَ، وَالشَّفْعُ يَوْمُ النَّحْرِ".
Dari Jabir Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam: "Sesungguhnya sepuluh yang dimaksud adalah 10 hari jelang Idul Adha, sedang witir adalah hari Arafah (09 Dzulhijjah), dan As-syaf'u adalah hari penyembelihan". (HR. Ahmad) 
2. 10 hari yang Paling Dicintai Allah swt untuk Beramal 
عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر - قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari bulan Dzulhijjah". Mereka bertanya : "Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?". Beliau menjawab : "Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun". (HR. Bukhari) 
Beragam redaksi yang digunakan oleh hadits untuk menunjukkan nilai keutamaan, diantaranya: lebih utama, lebih agung, lebih dicintai, dan sebagainya.  Keutamaan yang besar dari beramal di 10 hari pertama Dzulhijjah di hadits ini menggunakan bahasa 'lebih dicintai. 
3.  Hari yang Paling Agung 
عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
Diriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".(HR. Ahmad) 
10 hari Dzulhijjah dikategorikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai hari yang paling agung. Keagungannya karena semua amal kebaikan di dalamnya bernilai sangat dicintai dan disukai oleh Allah swt. Karenanya, 10 hari pertama Dzulhijjah dapat disetarakan dengan 10 hari terakhir Ramadhan dalam konteks beramal shalih di dalamnya.

AMAL-AMAL YANG SANGAT BAIK DILAKUKAN

Sebagai bukti Maha Baik Allah swt adalah anugerah keutamaan yang dikaitkan dengan hari-hari mulia yang ditetapkan, salah satunya adalah 10 Dzulhijjah.
Dalam rangka mengagungkan hari-hari yang diutamakan oleh Allah swt tersebut, Rasulullah Shallahu 'alaihi wasallam menuntun umatnya dengan berbagai amal kebaikan yang tidak dimutlakkan, sebagai bentuk keluasan dan kebijakan beliau, serta dikhawatirkan membatasi umatnya yang dapat memberatkan pada sisi amaliah. Prinsipnya adalah memperbanyak amal sunnah yang disyariatkan. Diantaranya: 
1. Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, bagi yang berkemampuan menjalankannya. Khususnya jama'ah hajibyang sudah tiba di tanah suci, mereka sedang mengamalkan keutamaan Dzulhijjah. Keutamaan haji dan umrah berdasarkan beberapa hadits shahih, diantaranya: 
العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
"Antara umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga". (HR. Bukhari) 
2. Puasa pada hari-hari tersebut, atau sebagiannya, khususnya puasa Arafah pada tgl 09 Dzulhijjah. Berpuasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah swt untuk diri-Nya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist qudsi : 
الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي
"Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku". (HR. Bukhari) 
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 
ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف
"Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [HR. Muttafaqun 'Alaih].
Diriwayatkan dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 
صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .
"Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya". (HR. Muslim) 
3. Bertakbir Dan Memperbanyak zikir di Hari-Hari Tersebut. Allah swt berfirman: 
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
".... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...". [Al-Hajj/22 : 28].
Para Mufassir menafsirkannya dengan sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak zikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma. 
فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
"Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". [HR. Ahmad].
Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan : 
الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu"
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".
Selain takbir seperti d iatas, diperbolehkan juga berzikir dengan zikir yang mudah atau biasa diamalkan, seperti tasbih, tahmid, tahlil, kalimat thoyyibah, serta zikir dan do'a-do'a lainnya. 
4. Bertaubat dan Meninggalkan Segala Maksiat dan Dosa. 
Bertaubat merupakan amal yang sangat dianjurkan. Karena pasti tidak ada manusia yang tidak khilaf atau bersalah. Peluang keutamaan 10 Dzulhijjah tentu tidak disia-siakan oleh orang beriman untuk meraih ampunan Allah swt melalui pintu taubat. Taubat selain akan berdatangkan ampunan, juga media untuk mendapat rahmat Allah swt. Sedang maksiat dan dosa adalah penyebab terjauhnya seseorang dari rahmat dan kasih sayang Allah swt. 
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 
ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي
"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [HR. Muttafaqun 'Alaihi]. 
5. Amal Shalih lainnya, seperti shalat, infak, sedekah, wakaf, membaca Al-Qur'an, memberi bantuan kepada yang membutuhkan, dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya oleh Allah swt. Bahkan amal ibadah yang tidak utama sekalipun bila dilakukan pada hari-hari tersebut akan bernilai lebih utama dan dicintai Allah swt. 
6. Takbir Mutlak. Artinya waktunya bebas kapan saja pada setiap saat, siang ataupun malam hingga shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari terakhir hari Tasyrik 
7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyrik.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung (yang terbaik)  Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. 
وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما
"Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". (HR. Muttafaqun Alaih) 
8. Berusaha untuk tidak mencukur rambut dan memotong kuku bagi yang hendak berniat berkurban. Hal ini berdasarkan hadits Ummu Salamah Radhiyallhu 'anha bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. 
إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره
"Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya". (HR. Muslim) 
Dalam riwayat lain disebutkan: 
فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره حتى يضحي
"Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban". 
Salah satu hikmah filosofinya adalah untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah. 
وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه
"..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [al-Baqarah/2 : 196].
Ketentuan ini secara zahir nash hadits hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.
Mengenai hal ini terdapat tiga madzhab para ulama:
  1. Sa’id bin Al Musayyib, Robi’ah, Imam Ahmad, Ishaq, Daud dan sebagian murid-murid Imam Syafi’i berpendapat bahwa larangan memotong rambut dan kuku (bagi shohibul kurban) dihukumi haram hingga kurbannya disembelih.
  2. Imam Asy Syafi’i dan murid-muridnya menyatakan bahwa larangan tersebut bersifat makruh yaitu makruh tanzih, dan bukan haram. Pendapat ini berdasarkan hadits ‘Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah berkurban dan beliau tidak melarang apa yang Allah halalkan hingga beliau menyembelih hadyu (kurbannya di Makkah). Artinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan sebagaimana orang yang sedang mengenakan ihram yang tidak memotong rambut dan kukunya.
  3.  Imam Abu Hanifah dan Imam Malik dalam salah satu pendapatnya menyatakan tidak makruh sama sekali. Dan Imam Malik dalam salah satu pendapatnya menyatakan bahwa larangan ini makruh. Sedang pendapat beliau lainnya mengatakan bahwa hal ini diharamkan dalam kurban yang sifatnya sunnah dan bukan pada kurban yang wajib, seperti karena nazar.
Berdasarkan ketiga pandangan tersebut, maka menahan diri untuk tidak memotong kuku dan rambut bagi pekurban tentu lebih baik. Namun ketentuan ini tidak sampai berpengaruh kepada sah atau batalnya ibadah kurban seseorang. Wallahu A'lam.

9. Melaksanakan Shalat Idul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya. Inilah puncak dari sepuluh hari Dzulhijjah yang dikenal dengan istilah Idul Adha atau Yaum Nahar.  Seorang muslim sangat dianjurkan untuk menjalankan shalat idul adha, dan setelahnya berkurban bagi yang sudah meniatkan diri.

Mudah-mudahan hadirnya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dengan keutamaan yang sangat besar membawa dampak yang signifikan bagi peningkatan iman dan takwa, yang selanjutnya semakin meningkatkan ghirah dan spirit dalam berkompetisi 'Fastabiqul Khairat', untuk kebahagian dunia dan akhirat kita. Amiin

Disadur dari berbagai literatur
Oleh: Dr. Atabik Luthfi, Lc, MA


http://ikadi.or.id/article/panduan-amaliah-10-hari-pertama-dzulhijjah

Read more...

Pemerintah Tetapkan Idul Adha Jatuh Pada 11 Agustus 2019

0 komentar

Pemerintah Tetapkan Idul Adha Jatuh Pada 11 Agustus 2019



Pemerintah menetapkan 1 Dzulhijah 1440 H jatuh pada hari ini, Jumat (2/8/2019). Artinya, Hari Raya Idul Adha dipastikan bertepatan dengan Hari Minggu (11/8/2019).
Ketetapan ini diputuskan usai Sidang Isbat Awal Dzulhijjah di Auditorium HM. Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
“Seluruh peserta Sidang Isbat bersepakat bahwa 1 Dzulhijjah jatuh pada Jumat, 2 Agustus 2019,” tutur Muhammadiyah Amin, Dirjen Bimas Islam dilansir dari rilis Kemenag.
Pemerintah sebelum sidang melakukan pengamatan posisi Hilal di 92 titik di Indonesia. Tim Hisab Rukyat pun memaparkan jika posisi hilal berdasar hisab sudah berada di atas ufuk, yakni 2 derajat 4 menit sampai dengan 3 derajat 57 menit.
“Berdasar laporan yang kami terima, ada 10 titik yang melihat secara langsung hilal tersebut. Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1440H bertepatan dengan hari Ahad, 11 Agustus 2019,” lanjutnya.
Dengan adanya penetapan ini, itu berarti pelaksanaan Idul Adha baik dari Pemerintah dan Muhammadiyah berbarengan. Muhammadiyah sebelumnya telah memberikan pengumuman terlebih dahulu jika 10 Dzulhijjah 1440 H jatuh pada 11 Agustus 2019

Download

  
https://www.wartabromo.com/2019/08/02/pemerintah-tetapkan-idul-adha-jatuh-pada-11-agustus-2019
Read more...

Rapat Kerja IKADI

0 komentar

 










Rapat Kerja IKADI Pengurus IKADI Kecamatan Baki, 
menggelar Rapat Kerja( RAKER )di Masjid Al Furqon 
Jetis Kecamatan Baki. Raker yang dihadiri pengurus Ikadi 
tersebut menghasilkan beberapa program, 
seperti Kulimkhot (Kuliah Imam dan Khotib, Training TPQ
dan Pemberdayaan Laziz



Artikel Lainnya :
Susunan kepengurusan IKADI Kec. Baki
Pelantikan Pengurus IKADI Kec. Baki
Read more...

Senin, 05 Agustus 2019

Serba Serbi TPQ

0 komentar


Biografi KH. Asad Humam Penemu Metode Iqro'

Biografi KH. Asad Humam Penemu Metode Iqro'

 
 Mayoritas rakyat di seluruh Indonesia yang pernah menjadi seorang muslim, apalagi masih muslim sejak lahir hingga sekarang mengenal Iqro’. Dan Saya  juga yakin kita semua tidak terlalu asing dengan seorang tokoh bernama K.H. As’ad Humam, yang tidak lain adalah penemu metode Iqro’





Melalui metode Iqro’ itulah kita belajar membaca tulisan arab Dan al Quran hingga akhirnya bisa membaca Al Quran sampai sekarang.
Secara tidak langsung, beliau memiliki murid jutaan -salah satunya kita  yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia bahkan hingga ke Malaysia dan Singapura sehingga memperoleh kebaikan serta barokah atas ilmu yang beliau ajarkan kepada kita semua.
Tak banyak orang yang mengenal K.H. As’ad Humam memang. K.H. As’ad Humam lahir pada tahun 1933. Beliau mengalami cacat fisik sejak remaja. Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP).
Sejarah berawal dari keinginan KH. As’ad Humam bersama kawan-kawannya yang dihimpun dalam wadah Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus “AMM”) Yogyakarta, untuk mencari bentuk baru bagi sistem pengelolaan pengajian anak-anak dan metode pembelajaran membaca Al-Qur’an.

Pada saat itu, metode membaca al Quran selain Iqro’ juga sudah ada seperti metode Juz Amma, methode Al-Banjary, methode Al-Barqy dan banyak methode lainnya.
Banyak para penguji mencoba mengadakan pengujian terhadap keakuratan metode ini. Ternyata karena selain sederhana dengan metode iqro sangat mudah mempelajari Al-Qur’an dibanding metode yang lain.

Singkatnya, setelah melalui studi banding dan ujicoba tersebut, maka pada tanggal 21 Rajab 1408 H, bertepatan dengan tanggal 16 Maret 1988, didirikanlah Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (TKA) “AMM” Yogyakarta. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 16 Ramadlan 1409 H (23 April 1989) didirikan pula Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) “AMM” Yogyakarta.

Antara TKA dan TPA tidaklah memiliki perbedaan dalam sistem, keduanya hanya berbeda dalam hal usia anak didiknya. TKA untuk anak usia TKA (4,0 – 6,0 tahun) sedangkan TPA, untuk anak usia SD (7,0 – 12,0 tahun). TKA-TPA “AMM” ini terletak di Kampung Selokraman, suatu kampung di pinggiran kota Yogyakarta yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Bantul. Selokraman ini masuk wilayah Kalurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede Yogyakarta.

Pada awal berdirinya (1988), TKA-TPA “AMM” ini belum memiliki gedung sendiri. Mula-mula hanya menempati beberapa ruang (salah satunya adalah ruang garasi) dari rumah milik pribadi KH. As’ad Humam. Baru kemudian pada tahun 1991 bisa membangun sebuah gedung yang memiliki 15 ruang, 4 ruang diantaranya berada di lantai 2. 11 ruang untuk kegiatan belajar (ruang kelas), 2 ruang untuk kantor, 1 ruang untuk sekretariat Team Tadarus “AMM” dan 1 ruang untuk sekretariat Team Tadarus “AMM” dan 1 ruang untuk ruang tamu. Di sebelah kiri ruang-ruang kelas terdapat kamar kecil dan halaman samping, sedang di depan gedung terdapat halaman yang cukup luas untuk bermain dan upacara.

Atas hasil karya beliau tersebut, tahun 1991 Menteri Agama RI (waktu H Munawir Sjadzali MA. Menjadikan TKA /TPA yang didirikan K.H. As’ad Humam di kampung Selokraman Kotagede Yogya sebagai balai litbang LPTQ Nasional. Dan selanjutnya, perkembangan Iqro’ pun meluasa tidak hanya di di Yogyakarta Dan Jawa Tengah saja namun sudah sampai ke pelosok-pelosok tanah air Dan mancanegara. Bahkan di Malaysia, metode Iqro ditetapkan sebagai kurikulum wajib di sekolah.

Metode Iqro’ sendiri telah sering diteliti Dan dijadikan objek penelitian. Hasilnya, efektivitas metode Iqro’ dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TKA-TPA “AMM” Kotagede Yogyakarta bagi anak usia TK (4,0 – 6,0 tahun) dalam waktu 6 – 18 bulan sudah mencapai angka 89,9% yang bisa diantarkan memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an. Sedang untuk anak usia SD (mayoritas usia 7,0 – 9,0 tahun) ternyata lebih cepat lagi. Dalam waktu 12 bulan, mayoritas dari mereka (84,31%) telah lancar membaca al-Qur’an. Waktu yang relatif cepat bila dibandingkan dengan metode (kaidah) Baghdadiyah melalui sistem pengajian “tradisional” yang memerlukan waktu 2 – 5 tahun.
Kini, K.H. As’ad Humam telah meninggalkan kita untuk selamanya. Pada awal Februari tahun 1996 dalam usia 63 tahun, beliau dipanggil Allah SWT. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan Ramadhan hari Jum’at (2/2) sekitar Pukul 11:30. Jenazah KH. As’ad Humam dishalatkan di mesjid Baiturahman Selokraman Kota Gede Yogya tempat ia mengabdi. Beliau sangat layak disebut sebagai pahlawan bagi kita semua. Meskipun beliau telah meninggal dunia, ilmu yang beliau wariskan menjadi kebaikan bagi beliau yang terus mengalir menambah kebaikan bagi beliau di sisi Allah

Tulisan oleh : Fanni Rahmatina Rahim
 http://www.lkgtpqsoloraya.com/inpirasi-tpq/detail/1469/biografi-kh-asad-humam-penemu-metode-iqro


Baca Artikel Lainnya :
Badko LPQ Sukoharjo bertekat meningkatkan prestasi para santri TPQ


Read more...

Forum Umat

0 komentar


Bismillah.
Dibutuhkan tenaga layanan antar kerumah (gas, galon, beras kemasan) wilayah gentan.
Jam kerja : 13:00 - menjelang magrib
Ahad libur.
Motor : disediakan
Gaji : harian
Syarat:
1.Sholat 5 waktu
2. Tidak merokok
3. Jujur & amanah
Secepatnya hubungi
Bp. Abd kholik
Perum. Griya yasa C53
Hp: 08510 2189 882
Read more...

Info Diklat

0 komentar

Daftar Peserta yang mendapatkan sertifikat Kuliah Imam dan Khotib (Kulimkhot) 2019 IKADI Kec. Baki 









semoga Allah SWT memberkahi dan Meridhoinya dan diberikan kemampuan untuk mengamalkan
Aamiin



















Read more...

KUMPULAN KHUTBAH

0 komentar
KHUTBAH IDUL ADHA

Di antara yang membedakan antara shalat id (Idul Fitri atau Idul Adha) dan shalat sunnah pada umumnya adalah adanya khutbah. Keberadaan khutbah yang mengiringi pelaksanaan shalat bisa dianggap penanda bahwa shalat tersebut ada pada momen yang penting, seperti khutbah jum’at yang digelar pada hari berjuluk sayyidul ayyâm (rajanya hari) dan khutbah istisqa’ kala umat Islam dilanda kekeringan.
Idul Fitri dan Idul Adha adalah waktu istimewa. Karena posisinya yang spesial ini, Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk berduyun-duyun keluar rumah untuk bersama-sama merayakan hari bahagia tersebut. Perempuan haid juga bisa turut melakukan hal yang sama, meski terpisah dari tempat shalat (lihat hadits riwayat Imam Bukhari Nomor 928). Mereka berhak mendengarkan khutbah, melantunkan takbir, doa, atau dzikir lainnya.
Dalam kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji diterangkan bahwa berbeda dari shalat jum’at, khutbah pada shalat id dilaksanakan setelah shalat dua rakaat usai, bukan sebaliknya. Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim menjelaskan bahwa Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar juga menunaikan dua shalat id sebelum khutbah

Silakan Di Download

Drs. M. Abdul Wahid, MAg
Dr.H.Khairan Muhammad Arif, M.Ed
Dr. H.Atabik Luthfi, LC.MA
Drs. H. Ahmad Yani
Miftahun Ihsan, LC
Muhammad Taqiyuddin
DR. H.Hadar Nashir, MSi
H. Abdul Somad, LC,MA




Read more...
 
IKADI BAKI © 2022