Banner 468 x 60px

 

Jumat, 18 Maret 2022

IKADI KEC. BAKI GELAR WISUDA TAHFIDZ 2022

0 komentar
Dalam rangka menghidupkan syiar Islam dan memperkuat nuansa Qur'ani di wilayah Kec. Baki dan sekitarnya, Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Kecamatan Baki, bakal menggelar Wisuda Tahfidz Santri TPQ se- Kecamatan Baki. 
 
Menurut Wakil Ketua IKADI Kec Baki, Ustadz Sabar Waluyo saat Pertemuan Ustadz Ustadzah TPQ di Masjid Chikmah  Kadilangu (Ahad,27 Feb 2022), bahwa InsyaAllah Wisuda Santri TPQ nanti diperuntukkan bagi Santri TPQ semua usia, dengan kategori : Juz 30, Surat An Naba' dan 20 atau 15 surat dari bawah. Wisuda yang menurut rencana akan digelar pada Hari Ahad, 29 Mei 2022 selain untuk meningkatkan Ghiroh dakwah dan pendidikan Al Qur'an di kalangan anak anak dan remaja islam juga memberikan Apresiasi bagi para santri TPQ dan Pengajarnya atas kesungguhan berjuang mengajarkan hafalan Al Qur'an
 
Di lain kesempatan , Ketua IKADI Kec. Baki, Ustadz Rahmadi Kurniawan mengatakan,Wisuda Santri TPQ ini merupakan satu dari program program Ikadi Kec. Baki yang akan coba dilaksanakan di tahun 2022. 
 



 
Read more...

Senin, 14 Juni 2021

IKADI Kec. Baki Sukoharjo Gelar Silaturohmi Guru TPQ dan Tokoh Islam se- Kecamatan Baki 2021

0 komentar

 


Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Kec. Baki ,menggelar Silaturohmi Guru TPQ dan Tokoh Islam se-Kecamatan Baki. Acara yang digelar pada hari Ahad, 13 Juni 2021 di Gedung Pertemuan Sasana Kridha Manunggal Kadilangu ini mendapat antusias yang luar biasa. Menurut Ketua Ikadi Kec. Baki, Rahmadi Kurniawan, SE, acara ini terselenggara berkat kerjasama dari semua pihak, baik dari pihak pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Desa Kadilangu dan Muspika Kec. Baki, juga dari kalangan Tokoh Islam seperti dari Muhammadiyah, NU, MTA, MIN Baki, KUA, BADKO LPQ, dan Tokoh tokoh islam setempat. 

 

Acara yang dibuka oleh Camat Baki , Bp.Roni Wicaksono S.STP.MM  ini, dihadiri pula oleh Ust. Mughni dari Ikadi Prov. Jateng, Wakil Danramil baki, Ketua BADKO Kab. Sukoharjo Bp. Moch. Samrodin, SE, Kepala Desa Kadilangu Baki Bp. Heri Gunawan, SE, Perwakilan Takmir Masjid se- Kecamatan Baki, serta Guru TPQ se- Kecamatan Baki.

 

Menurut Ustadz Sabar Waluyo selaku Koordinator Acara mengatakan, acara ini mengambil tema Ukhuwah dan Sinergitas dalam menyiapkan Generasi Bangsa, Bertaqwa, Berdayaguna, Berakhlak Mulia. dengan harapan dapat menjadi sarana Ukhuwah sesama Muslim dan dapat bersinergi sehingga kedepannya umat muslim khususnya di wilayah Baki lebih semangat dalam berdakwah. Apalagi kegiatan ini di sisipi dengan Tausiyah Motivasi diri oleh Ustadz Nurhadi yang kondang dengan ajakan slogannya Santri Makaryo, menambah kesan tersendiri bagi para peserta yang hadir, yang tidak kurang dari 150 orang.

 

Kegiatan Silaturohmi Guru TPQ dan Tokoh Islam se Kecamatan Baki ini digelar dengan Protokol Kesehatan, mulai dari Pengecekan suhu tubuh, Cuci tangan, Pengecekan Masker dan Jaga Jarak.








Baca Artikel Lainnya :

Ikadi Kec. Nguter Sukoharjo Gelar Pelatihan Da'i Ramadhan

Ikadi Kec. Baki Sukoharjo Gelar Dauroh Tahsinul Qur'an untuk Ustadz-Ustadzah TPQ


Read more...

Minggu, 13 Juni 2021

Ratusan Anggota Ikadi Sidoarjo Halal Bihalal, Sekaligus Launching Kajian Berkah Pagi

0 komentar


Sidoarjo (republikjatim.com) - Ratusan anggota Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Sidoarjo menggelar halal bihalal, Minggu (13/06/2021) malam. Acara ini digelar di Fave Hotel Sidoarjo.

Tidak hanya halal bihalal, dalam acara yang dihadiri sebanyak 110 dai Ikadi itu juga sekaligus Launching Kajian Berkah Pagi Ikadi Sidoarjo. Rencananya, kajian bakal dilaksanakan selama 7 hari penuh yang digelar mulai pukul 05.30 sampai pukul 06.30 WIB itu

 

 

"Memang acaranya halal bihalal, tetapi juga kami launching Kajian Berkah Pagi. Pelaksanannya selama seminggu penuh setiap pagi," ujar Ketua PD Ikadi Sidoarjo, Agus Yunib Anwaruddin kepada republikjatim.com, Minggu (13/06/2021) seusai acara halal bihalal.

 

Agus menjelaskan jika peserta halal bihalal yang diikuti 110 dai se Sidoarjo itu merupakan perwakilan masing-masing kecamatan dari 18 kecamatan se Sidoarjo. Selain itu, juga para pengurus daerah sekaligus sejumlah jamaah yang mendapatkan undangan.

 

"Selain ratusan peserta itu, yang lainnya masih bisa mengikuti acara halal bihalal ini melalui zoom disaluran YouTube Ikadi Sidoarjo," tegasnya. 


Sementara Kajian Berkah Pagi Ikadi Sidoarjo jadwalnya terinci. Diantaranya, Senin dan Selasa Kajian Tazkiyatun Nufus Kitab Minhajul Qoshidin karya ibnu Qudamah oleh Ust H Ahmad Alfaizin (Kabid Pendidikan dan dakwah PD IKADI Sidoarjo Alumni Ponpes Gontor Ponorogo), Rabu dan Kamis Kajiab kitab Hadist Muhtasor AtTarghib Wat Tarhib Al Mundziri karya Ibnu Hajar AlAsqolany oleh Ust H Agus Yunib Anwaruddin(Ketua IKADI Sidoarjo-Alumni Ponpes Denanyar Jombang).

 

kemudian Jumat, Kajian Kitab Tafsir Ibnu Katsir Oleh KH.Fathurrahman Masruhan Lc MA (Ketua IKADI Surabaya-Alumni Ma'had Al Khartoum Adauly Sudan serta Sabtu dan Minggu, Pengajaran Bahasa Arab oleh Ust H Farikh Marzuki Ammar Lc MA (Wakil Ketua IKADI Sidoarjo- Alumni LIPIA Jakarta).

(sumber : https://republikjatim.com/baca/ratusan-anggota-ikadi-sidoarjo-halal-bihalal-sekaligus-launching-kajian-berkah-pagi)

Read more...

Rabu, 27 Januari 2021

IKADI Kec. BAKI gelar Dauroh Tahsinul Qur'an untuk Ustadz Ustadzah TPQ

0 komentar


IKADI Kec. Baki menggelar Dauroh Tahsinul Quran untuk Ustadz - Ustadzah TPQ se- Kecamatan Baki. Kegiatan yang diperuntukkan untuk Ustadz dan Ustadzah TPQ ini berlangsung selama 2 (Dua) Bulan dari Tanggal 7 Februari s/d 28 Maret 2021, atau lebih tepatnya selama delapan kali pertemuan, yaitu setiap hari Ahad, ba'da Sholat Ashar sampai dengan Magrib di Masjid Chikmah Kadilangu Baki. Menurut Ustadz Sabar Waluyo selaku Pengajar acara Dauroh ini,mengatakan bahwa untuk peserta dibatasi  30 orang saja, mengingat masih dalam masa pandemi Covid 19. Harapannya peserta yang telah mengikuti kegiatan ini , setidaknya dapat mengajarkan cara baca dan bunyi huruf al qur'an dengan benar, kepada para santrinya di TPQ masing masing.

 



Sobat Ikadi Baki,kami ingin berbagi alasan kenapa kamu harus belajar tahsin Al-Qur’an, simak ya!

1. Membaca Al-Qur’an Sesuai Tajwid Itu Hukumnya Fardhu ‘ain

Meskipun mempelajari teorinya berhukum fardhu kifayah, namun praktik membaca Al-Qur’an sesuai tajwid itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Bagaimana bisa kita membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid jika kita enggan untuk belajar tahsin? Allah memerintahkan kita dalam Qur’an surat muzammil ayat 4 

ورتل القرءان ترتيلا

“Dan tartilkanlah Al-Qur’an dengan setartil-tartilnya.”

Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat, ”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”.

2. Sebagai Bentuk Memuliakan Al-Qur’an 

Sebagaimana kita tahu, Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang ditujukan kepada kita melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan diperantarai oleh malaikat Jibril ‘alaihissalam. Pantaskah kita membacanya dengan serampangan? Padahal ia adalah firman Allah yang Mulia.

3. Agar Tidak Mengubah Arti Sebuah Ayat

Hal ini yang sangat amat penting untuk kita garis bawahi. Bahwa ketika kita membaca Al-Qur’an tanpa ilmu tajwid, maka bisa jadi kita jatuh pada sebuah kesalahan fatal; mengubah firman Allah subhanahu wa ta’ala tanpa kita sadari. Ketika kita tak bisa membedakan cara membaca huruf ح dengan ه,  ث dengan س,  ق dengan ك , dan lain sebagainya, maka kita bisa mengubah arti bacaan melenceng jauh dari aslinya. Misalkan; ketika kita membaca surat Al-ikhlash. Kita membaca qul dengan kul, sungguh kita telah benar-benar merusak artinya. Qul huwallahu ahad berarti “Katakanlah; Dialah Allah yang Maha Esa” sementara kul huwallahu ahad berarti “Makanlah; Dialah Allah yang Maha Esa.” Na’udzubillah tsumma na’udzubillah. Ini baru 1 ayat, dengan contoh 2 huruf yang seringkali salah diucapkan oleh kebanyakan orang. Bagaimana dengan kesalahan ucap 26 huruf lainnya? 

4. Agar Bacaan Kita Bisa Menjadi Pelipur Lara, Penyejuk Hati Bagi Kita dan Orang Lain yang Mendengarnya.

Jika selama ini kita merasa bahwa bacaan Qur’an kita tak membekas dalam dada, tak mengobati hati yang duka, tak semangati jiwa yang merana, sungguh kita patut bertanya ‘apa yang salah dengan bacaan qur’an saya?’ Sebab Allah janjikan dalam Al-Qur’an bahwa ia adalah obat bagi jasmani yang sakit serta ruhani yang merasa terhimpit. Jika kita tak mendapatkannya, tentu bukan Allah yang ingkar janji, tapi kita yang belum memenuhi syarat untuk meraih janjiNya. Maka salah satu syaratnya adalah dengan membaca Al-Qur’an tersebut sesuai dengan tajwidnya; Memenuhi setiap hak huruf-hurufnya. 

Dan betapa banyak orang yang mendapat hidayah setelah mendengar bacaan Qur’an yang bagus. Sungguh, tidakkah kita tergiur agar dari lisan kita terketuk hati-hati orang untuk mencintai kalamNya? Tidak perlu jauh-jauh bicara orang sedunia, setidaknya berharaplah agar dengan bacaan kita, keluarga kita akan mencintai ayat-ayatNya

5. Agar Menjadi Sebaik-Baik Manusia di Mata Allah

Rasulullah Saw bersabda : 

خيركم من تعلم القرءان و علمه

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya” ( HR. Bukhari)


Apalagi yang lebih istimewa dari hal ini? Apa yang lebih menggembirakan selain hal ini? Ketika kita hamba yang penuh alpha disebut Allah dan RasulNya sebagai sebaik-baik manusia.

Nah, setelah baca ini apa kamu masih enggan untuk belajar tahsin Qur’an? Semoga Allah gerakkan hati-hati kita untuk memuliakan kitabNya. Aamiin Allahumma Aamiin

Read more...

Rabu, 23 September 2020

Kajian dan Silaturrohim Takmir Masjid 2020

0 komentar


Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Kecamatan Baki, menggelar Silaturrohim Takmir Masjid se Kecamatan Baki. Yang berbeda untuk kegiatan kali ini adalah, ditambahkannya Kajian Umum yang mendatangkan  Narasumber dari Lembaga Baitul Mall Desa Manang dan Satuan Keamanan berbasis Masjid. Yang menarik bahwa Negara kita khususnya sedang dilanda Virus Covid-19, yang berefek bukan hanya masalah kesehatan, namun juga perekonomian ummat dan Keamanan masyarakat, baik secara Individu, keluarga maupun secara global.

Menurut Ketua IKADI Kec. Baki, Ustadz Rahmadi Kurniawan, SE, Kegiatan ini akan digelar dengan mengelompokkannya menjadi dua, yaitu untuk Masjid masjid yang berada di Wilayah sisi Selatan Kecamatan Baki dan Masjid masjid yang berada di Wilayah sisi Utara Kecamatan Baki.

Harapannya, dengan kegiatan ini, akan terjaga Silaturrohiim Antar Masjid se Kecamatan Baki, dan membangkitkan rasa sosial ummat, Perekonomian Ummat dan Keamanan Ummat.

Adapun pelaksanaan untuk Sesi Pertama , pada Hari Sabtu, 26 September 2020, Jam 20.00 Wib di Masjid Al Furqon Jetis Baki Sukoharjo 

Simak :

Kajian Sabtu Ikadi, bersama Ust. Kasori Mujahid, LC,MSi, Tema : Jejak Islam di Nusantara (22 Agts 2020 Masjid Jami' Baki Pandeyan)


Read more...

Jumat, 21 Agustus 2020

Puasa Sunnah Tasu'a dan 'Asyura 9-10 Muharram

0 komentar
Puasa Tasua dilakukan pada tanggal 9 Muharram 28 Agustus 2020,
puasa Asyura ditunaikan pada tanggal 10 Muharram atau 29 Agustus 2020

Allah Ta'ala menjelaskan dalam Al-Qur'an, bahwa Dia telah menjadikan bulan Muharram sebagai salah satu dari empat bulan yang disucikan.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS. At-Taubah: 36)

Larangan "Janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu," menunjukkan bahwa mengerjakan perbuatan maksiat pada empat bulan ini dosanya lebih besar dibandingkan maksiat pada bulan-bulan selainnya. Sebaliknya, amal kebaikan yang dikerjakan di dalamnya juga dilebihkan pahalanya.

Salah satu amal shalih yang dianjurkan Nabi SAW untuk dikerjakan pada bulan ini adalah ibadah puasa (shaum). Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak puasa di dalamnya. Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‏أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu” (HR. Muslim, no. 1982).

memperbanyak puasa pada bulan Muharram, khususnya puasa ‘Asyura, dengan keutamaan bisa menghapuskan dosa setahun pada masa lalu. Hari ‘Asyura adalah hari kesepuluh pada bulan Muharram.

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa hari ‘Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu” (HR. Muslim no. 1975).

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

"Dari Abu Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Puasa 'Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).

Ibnu Abbas RA mengabarkan semangat puasa Nabi SAW sebagai berikut:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah melihat Nabi SAW bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

LENGKAPI PUASA ‘ASYURA DENGAN PUASA TASU’A

Rasulullah SAW menganjurkan kepada yang melaksanakan puasa ‘Asyura, untuk melengkapi dengan puasa Tasu’a sehari sebelumnya. Puasa pada tanggal 9 Muharram ini disyariatkan untuk menyelisihi syariat puasa Yahudi dan Nasrani.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata, “Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkomentar, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW pun menjawab, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi SAW sudah wafat” (HR. Muslim no. 1916).

Imam Asy-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berkata: “Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara keseluruhan, karena Nabi SAW telah berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.”

Imam Nawawi rahimahullaah menyebutkan ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasu’a:

  1. Untuk menyelisihi orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.
  2. Untuk menyambung puasa hari ‘Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja.
  3. Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.

 

HUKUM BERPUASA ‘ASYURA SAJA TANPA PUASA TASU’A

Meski disunnahkan berpuasa Tasu’a, namun terkadang seseorang tidak ingat atau memiliki halangan untuk berpuasa Tasu’a, seperti sakit, bepergian, ada pekerjaan yang berat, atau alasan lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah memberikan jawaban terhadap persoalan ini: “Puasa hari ‘Asyura menjadi kafarat (penghapus) dosa selama satu tahun dan tidak dimakruhkan berpuasa pada hari itu saja” (Al-Fatawa Al-Kubra Juz IV; Ikhtiyarat, hlm. 10).

Senada itu, Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfah Al-Muhtaj juga menyimpulkan bahwa tidak apa-apa berpuasa pada hari itu saja.

Lajnah Daimah, lembaga riset Ilmiyah dan fatwa yang diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Bazz rahimahullah juga menyatakan pembolehan puasa ‘Asyura saja tanpa puasa Tasu’a (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah Lil-Buhuts al-Ilmiyah wal-Ifta’: 10/401).

Jadi, berpuasa pada hari ‘Asyura saja tanpa menambah puasa Tasu’a sehari sebelumnya dibolehkan. Tapi yang lebih utama adalah menambah puasa Tasu’a sehari sebelumnya.

 

CARA MELAKUKAN PUASA ASYURA

Puasa ‘Asyura bisa dilakukan dengan tiga cara, antara lain:

PERTAMA: Mengiringi puasa Asyura dengan puasa sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya. Jadi puasa tiga hari yaitu  tanggal 9, 10 dan 11 Muharrom. Inilah yang paling sempurna.

DR Said bin Ali Al-Qohthoni dalam kitab As-Shiyam fil Islam halaman 364 mendukung cara pertama ini dengan beberapa argumen berikut:

  1. Sebagai kehati-hatian. Karena bulan Dzulhijjah bisa 29 atau 30 hari. Apabila tidak diketahui penetapan awal bulan dengan tepat, maka berpuasa pada tanggal 11-nya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapati puasa Tasu’a (tanggal 9) dan puasa ‘Asyura (tanggal 10).
  2. Dia akan mendapat pahala puasa tiga hari dalam sebulan, sehingga baginya pahala puasa sebulan penuh (sesuai hadits riwayat Muslim 1162).
  3. Dia akan berpuasa tiga hari pada bulan Muharrom yang mana nabi telah mengatakan: Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Al-Muharram” (HR. Muslim 1163).
  4. Tercapai tujuan dalam menyelisihi orang Yahudi, tidak hanya puasa ‘Asyura, akan tetapi menyertakan hari lainnya juga (Fathul Bari 4/245, Syarah Riyadhus Shalihin, Ibnu Utsaimin 5/305).

KEDUA: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram (puasa Tasu’a dan Asyura), sesuai dengan petunjuk dalam banyak hadits Nabi SAW.

KETIGA: Berpuasa pada hari ‘Asyura tanggal 10 Muharram saja. Wallahu Ta’ala A’lam

sumber : www.infaqdakwahcenter.com/m/article/373/mari-puasa-sunnah-tasua-dan-asyura-910-muharram-menghapus-dosa-setahun-penuh

 

 

 

 

 

Read more...
 
IKADI BAKI © 2022